Sejarah, Makna, Tradisi dan Fakta Hari Buruh ( May Day )
Sejarah
peringatan 1 Mei
atau May
Day
atau hari buruh merupakan gerakan para buruh yang bermula pada abad ke-19 di
Amerika Serikat. Pada
saat itu, para buruh menuntut hak-hak pekerja pada peristiwa bersejarah ketika
serikat buruh di Amerika Serikat melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Aksi
demonstrasi itu digelar pada tanggal 1 Mei 1886.
Ratusan
ribu buruh memenuhi alun-alun haymarket di Chicago, AS. Para buruh saat itu
melakukan demonstrasi untuk menuntut jam kerja dikurangi menjadi maksimal 8
jam. Aksi demonstrasi ini merupakan bentuk protes para pekerja akan jam kerja
yang dinilai tak wajar. Sejak abad 19, banyak perusahaan yang memaksa buruh
bekerja selama 14, 16, bahkan 18 jam dalam sehari.
Mengutip
dari laman resmi Kemendikbud, lahirnya hari buruh merupakan bentuk solidaritas
para pekerja dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket di Chicago pada
tahun 1886.
Pada
abad ke-20, hari libur 1 Mei tersebut mendapat pengesahan resmi dari Uni Soviet
dan juga dirayakan sebagai Hari Solidaritas Buruh Internasional.
Sejarah Hari Buruh di Indonesia
Sementara
di Indonesia, peringatan Hari Buruh dimulai di era kolonial pada 1 Mei 1918
oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee.
Gagasan
mengenai hari buruh di Indonesia muncul setelah tokoh kolonial, Adolf Baars
mengkritik harga sewa tanah milik kaum buruh yang terlalu murah untuk dijadikan
perkebunan. Di samping itu, para buruh bekerja dengan upah yang tak layak.
Pascakolonial,
sejarah hari buruh juga muncul pada era kemerdekaan. Pada 1 Mei 1946 sejarah
mencatat Kabinet Sjahrir justru menganjurkan peringatan ini.
Melalui
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 diatur bahwa tiap 1 Mei buruh boleh tidak
bekerja. Undang-undang tersebut juga mengatur perlindungan anak dan hak pekerja
perempuan. Sayangnya, di era Orde Baru perayaan hari buruh dilarang keras
karena identik dengan paham komunis.
Kegiatan
Hari Buruh
Hari
Buruh Nasional diperingati setiap tanggal 1 Mei setiap tahunnya. Hari buruh
mengacu pada salah satu momen bersejarah yang diperingati oleh pekerja di
seluruh Indonesia.
Pada
peringatan Hari Buruh Nasional, umumnya para serikat buruh dan pekerja di
Indonesia akan berkumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa. Dalam unjuk rasa
tersebut, para pekerja akan menyuarakan aspirasi dan hak-hak mereka.
Dari
tahun ke tahun, 1 Mei selalu menjadi ajang buruh untuk menuntut hak-haknya.
Mulai dari upah yang pembayarannya tertunda, jam kerja dan upah yang layak, hak
cuti hamil, hak cuti haid, hingga Tunjangan Hari Raya (THR).
Pakaian Hari Buruh
Hari
Buruh memang identik dengan kotor, debu, dan polusi. Kebanyakan masyarakat akan
memilih pakaian berwarna gelap untuk digunakan di Hari Buruh, ada teori tentang
pertanyaan "Mengapa tidak boleh memakai pakaian putih setelah Hari
Buruh?" perhatikan bahwa putih lebih sulit untuk tetap bersih di musim
gugur dan musim dingin: lumpur, kotoran, dedaunan, salju, lumpur kotor yang
berkembang setelah beberapa hari.
Tentu
saja, putih sulit untuk tetap bersih di Hari Buruh, ketika polusi sangat tidak
terkendali, putih akan menjadi salah satu warna pakaian dengan perawatan yang
lebih tinggi. Selain itu, sebagian besar perancang busana berbasis di Timur
Laut khususnya di Kota New York, yang mengalami empat musim dalam setahun.
Bahkan jika Anda tinggal di New Orleans, Anda masih mengambil isyarat dan tip
gaya Anda dari Fashion Avenue, jadi untuk penata rias paling trendi, warna
putih tidak ada, meskipun bermanfaat untuk mendinginkan.
Pada
tahun 1950-an, majalah-majalah wanita mulai membuat aturan "tidak boleh
berkulit putih setelah Hari Buruh" ini menjadi lebih umum. Mengenakan
pakaian putih hanya antara Hari Peringatan dan Hari Buruh sekarang menandakan
menjadi part of the in-the-know fashion club.
Budaya Hari Buruh
Pada Hari Buruh semua masyarakat akan menyampaikan
aspirasi mereka demi kesejahteraan di lapangan kerja.
Amerika Serikat (AS) dan Kanada, perayaan May Day ini
lebih dikenal dengan nama Labour Day. Perbedaan Labour Day dengan Hari Buruh
ada di tanggal perayaannya, yang mana AS dan Kanada memperingati Labour Day
pada hari Senin pertama di bulan September.
Hari Buruh ini memiliki tujuan untuk memperingati
perjuangan para pekerja/buruh, Hari Buruh juga diperingati untuk menghormati
dan mengakui kontribusi mereka kepada masyarakat. Sehingga profesi ini tidak
dipandang sebelah mata untuk generasi-generasi mendatang.
Makna Hari Buruh
Makna peringatan Hari Buruh tak terbatas hanya
mengenang perjuangan para buruh. Ada beragam makna yang dapat dipetik dari
peringatan momen bersejarah tersebut.
Dikutip dari laman resmi Djuanda University, makna
dari peringatan Hari Buruh yaitu pentingnya menghargai jasa mereka yang telah
berdedikasi mengerjakan kewajibannya dengan baik. Buruh dan pekerja merupakan
bagian penting untuk kesuksesan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan
masyarakat.
Buruh dan pekerja yang melaksanakan pekerjaannya
dengan optimis akan berkontribusi dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa dan
negara sekaligus. Bahkan, kehadiran mereka mempu membantu mendorong pemulihan
ekonomi.
Dikutip dari laman resmi Kominfo, peringatan Hari
Buruh juga dapat dimaknai sebagai momentum kebersamaan bagi pekerja, pengusaha,
dan pemerintah untuk saling berdialog dalam mewujudkan ekosistem
ketenagakerjaan yang fleksibel di Indonesia.
Terciptanya kondisi hubungan industrial yang lebih
harmonis diyakini akan berdampak positif dalam peningkatan penciptaan lapangan
pekerjaan, serta peningkatan terhadap iklim Investasi di Indonesia. Dengan
demikian, kesejahteraan para pekerja atau buruh pun bisa semakin meningkat.
Sumber : cnnindonesia, detik.com,
goodnewsfromindonesia, reader’s digest, liputan6, dan zenius.net
Reporter :
Salma Mutiara Ramdhani
Reni Kamelia
Mochamad Alwi
0 Komentar