Beranda Pers – Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN) mahasiswa baru Universitas Pakuan (Unpak) yang diselenggarakan dari Senin, 9 September, telah selesai dilaksanakan pada Rabu, 11 September 2024 di Perhubungan Kostrad, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Pada hari terakhir seluruh kelembagaan Unpak turut memeriahkan PKBN dengan adanya parade dari setiap fakultas dan ditutup dengan upacara penutupan yang dilakukan pukul 17.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Dalam wawancara dengan Prof. Dr. Eri Sarimanah, M. Pd., Wakil Rektor Akademik Unpak sekaligus Ketua Pelaksana PKBN 2024, beliau memberikan tanggapannya mengenai pelaksanaan PKBN tahun ini, “Selama tiga hari pelaksanaan dari 9 hingga 11 September, saya menilai acara ini berjalan lancar dan sukses. PKBN merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi mahasiswa baru dan merupakan bagian dari acuan Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan yang terbagi atas PKBN dan PKKMB Fakultas.”
Beliau juga menyampaikan bahwa materi yang diberikan meliputi nilai-nilai kejuangan, pembinaan karakter, penanggulangan kekerasan seksual, antisipasi bahaya narkotika, dan korupsi, serta penanganannya. Selain itu, PKBN juga memacu mahasiswa untuk berinovasi dengan gagasan inovasi yang telah berhasil dikumpulkan dan diapresiasi.
Walaupun PKBN telah selesai, tetapi terdapat kendala yang dirasakan, Galuh Maulana selaku Ketua Pelaksana PKBN 2024 dari pihak mahasiswa, menjelaskan bahwa terdapat hal yang tidak sinkron antara kepanitiaan dari pihak mahasiswa dan dosen, “Beberapa hal yang tidak sinkron itu terkait susunan kepanitiaan, yang awal faktanya hari ini susunan kepanitiaan PKBN harusnya melibatkan semua unsur, daripada unsur jajaran dosen, rektorat, dekan fakultas dan ada aturan mengikat juga daripada masing-masing mahasiswa dilibatkan dalam pembuatan surat kepanitiaan, materi, tema kegiatan, dan lain-lain. Nah hari ini hal tersebutlah yang sangat kurang untuk disesuaikan.”
Gito Pamungkas selaku Presiden Mahasiswa pun turut menanggapi hal tersebut, ia menjelaskan PKBN ini hampir gagal total, “Untuk PKBN hampir gagal total, kalau ditanya ada kendala atau tidak, hampir semuanya ada kendala. Pertama dari struktur kepanitiaan, karena seharusnya berdasarkan pedoman PKBN ini struktur kepanitiaan dibentuk berdasarkan unsur dosen dan mahasiswa. Tapi ternyata hingga saat ini, SK (Surat Keputusan) kepanitiaan mahasiswa belum kunjung dibuat. Seharusnya dipertanyakan keabsahan kepanitiaan PKBN karena tidak ada unsur mahasiswa, dan yang ke dua dari segi konsep, banyak dari segi konsep yang tidak sesuai dengan materi-materi muatan yang seharusnya ada pada PKBN yang mulai dari materi pokok hingga materi penunjang. Dari segi teknis, banyak hal-hal yang pada akhirnya tidak sesuai atau bahkan di luar dugaan, sehingga membuat dari struktur, konsep, dan teknis semuanya hampir berantakan.”
Gito juga menambahkan, materi yang ada di PKBN tidak relevan dengan buku panduan PKBN, “Untuk materi pokok di PKBN ini seharusnya ada empat, yaitu berkaitan dengan bela negara, wawasan kebangsaan, empat konsensus dasar negara, dan sistem pertahanan semesta. Mungkin yang ada di PKBN ini hanya materi tentang bela negara dan sistem pertahanan semesta, tapi untuk materi empat konsensus dasar negara serta wawasan kebangsaan itu tidak ada, padahal di dalam pedoman PKBN empat materi tersebut bersifat mutlak sehingga tidak boleh ditiadakan, tidak boleh diganti, dan tidak boleh digugurkan.”
Eri pun menanggapi atas kendala yang terjadi, “Mereka bisa mengatakan demikian, saya tidak begitu memahami karena semua yang kita laksanakan ini selalu sudah berkoordinasi dan juga kita para Wakil Rektor Bidang Akademik juga melakukan hal yang sama. Mungkin ada bagian tertentu yang mahasiswa inginkan dan itu tidak ada di dalam susunan acara, mereka merasa perlu diakomodasi, namun saya kira itu boleh-boleh saja untuk di luar acara PKKMB.”
Di samping permasalahan yang terjadi, Sekar selaku mahasiswa baru Fakultas Hukum (FH) memberikan pendapatnya mengenai kegiatan PKBN di hari terakhir, “Seru sih banyak ilmu yang aku dapat dari Komisi Disiplin (Komdis), banyak pengalaman, kenalan sama teman-teman baru juga, dan aku diajarin disiplin bangun pagi, juga diajarin lebih giat.”
Fakhri pun selaku mahasiswa baru FH merasa mendapatkan pengetahuan baru dan juga keseruan, “Seru sih, kayak dapat pengetahuan baru, terus menambah wawasan juga.”
Di akhir acara PKBN Galuh memberikan pesan kepada mahasiswa baru, “Pesan yang ingin disampaikan khususnya kepada mahasiswa baru, dengan diadakannya PKBN ini harapan besarnya kita bisa menjadikan diri pribadi yang cinta terhadap negara, berlandasan daripada Ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945. Bentuk daripada bela negara sama dengan bela rakyat pedoman utama kita, dan hal yang paling kecil yang harus kita sampaikan kepada mereka adalah kepedulian terhadap sesama. Mungkin di hari pertama sampai ke tiga itulah yang kita tanamkan kepada mereka.”
Selain Galuh, Gito pun memberikan pesan kepada mahasiswa baru, “Untuk mahasiswa baru selamat datang di kampus Universitas Pakuan, di kampus almamater ungu, di kampus pergerakan, dan di kampus perjuangan. Untuk mahasiswa baru selalu sama pesannya ingat identitas kemahasiswaan, bahwa punya peranan khusus yang mulia sebagai makhluk pribadi tapi juga sebagai makhluk sosial, sebagai leader of changes, leader of social control, moral force, guardian of value, iron stock. Tetapi ingat bahwa pakuan tidak akan pernah berpaling dari rakyat, bahwa pakuan tidak pernah berpaling dari persoalan-persoalan mahasiswa. Oleh karena itu, setiap mahasiswa baru per hari ini wajib untuk selalu menjunjung tinggi hak-haknya, wajib untuk selalu membela hak-haknya.”
Eri pun turut memberikan pesan kepada mahasiswa baru, “Kepada seluruh mahasiswa baru, kami mengajak untuk selalu terus semangat untuk bisa meningkatkan kemampuan keunggulan diri.”
Penulis/Peliput: Putra Yassa Galuh, Shallima Mirra Faiza, Salma Mutiara Ramdhani
Editor: Dean Alfrid Fiddinan Islam
0 Komentar