Diskusi Kolaboratif antara Perempuan Mahardhika Bogor dengan BEM FISIB Universitas Pakuan

 
Sumber: Dokumentasi Pribadi Reporter Beranda Pers

Beranda Pers - Perempuan Mahardhika Bogor berkolaborasi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Pakuan (Unpak) mengadakan diskusi lingkar pada Selasa, 17 September 2024 di depan gedung FISIB. Diskusi dimulai dari jam 14.15 Waktu Indonesia Barat (WIB) s.d. selesai. Sebagai pengantar, diskusi dibuka oleh Alsy selaku moderator dari BEM FISIB sebelum akhirnya dilanjutkan oleh pemateri dari Perempuan Mahardhika Bogor yaitu Nisa Nurachmah. Diskusi berlangsung selama dua jam dalam pembahasan isu “Kekerasan dalam Pacaran” yang merupakan tema dari diskusi tersebut.

"Kenapa kita mengusung tema ini, karena di lingkungan kuliah ini masih banyak sekali mahasiswa ya yang mana mereka ini juga pastinya tidak sedikit ingin menjalin hubungan, jadi kita ini mau membawa isu ini karena kita ingin mahasiswa aware gitu kalau misalkan mereka mengalami kekerasan,” ungkap Nisa.

Masih menurut penjabaran Nisa, kekerasan dalam hubungan tidak hanya terbatas pada aspek fisik dan mental pada individu yang terlibat, melainkan juga merambah pada aspek ekonomi hingga aspek sosial pada diri individu terkait. Diskusi ini hadir untuk menjembatani terbentuknya kesadaran akan potensi tindak kekerasan dalam sebuah hubungan yang dialami oleh suatu pasangan. 

Keresahan sosial yang terjadi akhir-akhir ini membuat diangkatnya isu tersebut. Selain itu, isu kekerasan yang terjadi dalam hubungan pacaran menjadi urutan kedua setelah isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), "Kalau misalkan secara persentase dan secara data mungkin tidak bisa disebutkan ya, karena secara data ini kita selalu merujuk kepada catatan tahunan Komnas Perempuan gitu yang mana terakhir itu di 2023," lanjut Nisa.

Diskusi yang dihadiri lebih dari 25 orang itu terus berlanjut secara menyeluruh, sebagian besar hadirin saling menyuarakan keresahan ataupun menanyakan apa saja yang menjadi kekerasan dalam sebuah hubungan. 

Adapun tanggapan dari Valen Nurmala Karomah mahasiswa Ilmu Komunikasi semester 7 yang beranggapan bahwa diskusi tersebut cukup menarik dan relate di kehidupan mahasiswa. Valen juga merasa ada beberapa contoh yang bisa relate di kehidupan dirinya ataupun mahasiswa yang lain, contohnya ketika salah satu pihak dari pasangan yang terlalu membatasi ruang gerak pihak pasangan yang lain, pandangan tersebut sering kali disalahartikan murni sebagai perasaan yang berlandaskan pada cinta dan kasih sayang, tetapi setelah mengikuti diskusi lingkar ini Valen tersadar bahwa hal tersebut termasuk ke dalam kekerasan sosial.

Menurut Nisa, bagi orang-orang yang telah mengalami atau tengah menghadapi isu kekerasan dalam hubungan, upayakanlah untuk melaporkan kejadian tersebut Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) dalam kampus, atau opsi lainnya melalui akun Instagram @mahardhikakita. 

Nisa juga menyampaikan harapannya bagi yang masih terbelenggu hubungan yang termasuk toxic, "Aku berharap biar banyak yang makin disayangkan akan kekerasan dalam pacaran, kayak yang tadi aku bilang juga kalau banyak sekali orang-orang yang ada dalam hubungan pacaran itu tidak sadar akan kekerasan yang mereka terima jadi untuk diskusi ini aku berharap untuk semua orang yang mendengarkan aware terhadap posisi mereka dalam hubungannya dan tahu akan kekerasan-kekerasan yang mereka terima begitu," tutup Nisa.

Valen turut menuturkan kesan dan pesannya terkait diskusi lingkar ini, "Kesan pesannya itu satu yang tadi poinnya dan yang kedua benar-benar tertampar sekali ya karena yang kita anggap itu hal biasa harusnya itu tidak boleh karena ruang lingkup kita apalagi kita perempuan yang seharusnya punya banyak relasi itu tidak boleh dibatasi, asal dari diri kita pun punya batasan tersendiri gitu, selagi itu tidak merugikan, tidak mencelakakan, dan tidak merampas orang, harusnya kita bisa lebih berekspresi aja, apalagi soal pacaran yang kaya gini kan berlandaskan cinta dan kasih sayang, harusnya tidak ada yang namanya kekerasan," ujarnya.


Penulis/Peliput: Nur Hikmah Alfiawati, Mochamad Alwi

Editor: Bulan Yuliandani


Posting Komentar

0 Komentar